Kimia

Pertanyaan

alat apa aja yang menggunakan prnsip termokimia??

1 Jawaban

  • 3.1 Alat dan Bahan
    Alat- alat yang digunakan adalah batang pengaduk, buret, corong kaca, erlenmeyer, gelas beaker, kalorimeter, neraca analitik, penangas air, pipet volume, stopwatch, dan termometer.
    Bahan- bahan yang digunakan adalah akuades, amonia, asam asetat, asam klorida, etanol, natrium hidroksida, seng, dan tembaga sulfat.
    3.2 Analisis Bahan
    3.2.1 Akuades (H2O)
    Cairan tidak berwarna dengan rumus senyawa H2O dan memiliki nilai derajat relatif 1. Titik leleh 0° C dan titik didih 100° C. Dalam fase gas, air terdiri dari 1 molekul H2O dengan sudut ikatan H-O-H. Air merupakan pelarut yang sangat baik, yang dapat melarutkan banyak elektrolit dan bersifat netral ( Daintith, 1994; Kusuma, 1983).
    3.2.2 Amonia (NH4OH)
    Amonia merupakan gas berwarna dan baunya menyengat dengan titik leleh -74 °C dan titik didih -30,9 °C. Bersifat sangat larut dalam air dan alkohol ( Daintith, 1994).
    3.2.3 Asam asetat ( CH3COOH)
    Disebut juga asam cuka. Asam asetat merupakan zat cair tanpawarna dan berbau sengit dihasilkan melalui fermentasi alkohol oleh bakteri Acetobacter acety. Asam asetat murni membeku pada 290 K. Memiliki titik beku 16,6° C , titik leleh -118,1° C. Asam asetat bersifat korosif dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata permanen serta iritasi pada membran mukosa. Cara penanganannya perlu ada refonil asam asetat agar dapat digunakan kembali dengan pengelolaan fisik yaitu destilasi ( Gem, 1994).
    3.2.4 Asam Klorida ( HCl)
    Asam klorida memiliki titik leleh -114,8 °C, titik didih -85 °C, berat jenis 7,05 g/cm3, berat gas uap 1,268. Merupakan gas tanpawarna, berbau merangsang berbahaya bila kontak dengan mata dan kulit atau pun terhirup. Banyak digunakan dalam laboratorium, industri logam sebagai pelarut dan penetralisasi (Rivai,1994).
    3.2.5 Etanol (C2H5OH)
    Senyawa berbentuk cair tanpa warna larut di dalam air, eter, aseton dan kloroform. Digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut organik ( Basri, 2003).
    3.2.6 Natrium hidrosksida (NaOH)
    Berbentuk kristal, berwarna putih, mudah menyerap air dan karbondioksida. Bersifat higroskopis dan larut dalam alkohol, gliserol dan air. Nilai derajat relatifnya 2,13. T.l 318 C dan t.d 1390 C. Korosif terhadap jaringan tubuh dan membahayakan jika terkena mata. Cara penanggulangannya dari natrium hidroksida itu sendiri tidak dapat disimpan untuk pemulihan atau daur ulang. Senyawa ini mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida (Daintith, 1994).
    3.2.7 Seng ( Zn)
    Berupa padatan netral dengan titik didih 907 °C dan titik leleh 419 °C, tidak larut dalam air, metanol, aseton, dan dietil eter. Mungkin terjadi iritasi jika terkena mata dan kulit atau terhirup ( Daintith, 1994).
    3.2.8 Tembaga Sulfat (CuSO4)
    Memiliki titik leleh 1170 C, densitas 3,6 g/l (20 C), bersifat toksik dan higroskopis, berbahaya jika tertelan, menyebabkan gangguan pada kulit dan mata ( Daintith, 1994).

Pertanyaan Lainnya