ubahlah puisi ini menjadi prosa..

Setiap kali bertemu dengan gadis peminta minta tak tega rasanya mataku untuk melihatnya. Dia membawa-bawa kaleng kecil sambil tersenyum. senyum yang terlalu polos untuk mengenal kerasnya kehidupan.
Tangannya menadah padaku mengharap kepedulian. Tapi terlalu sedikit yang dapat kuberikan. Banyak orang yang mampu memberi lebih, tapi banyak pula yang telah kehilangan naluri berbagi.

Ingin kuikuti langkah gadis kecil itu pulang kebawah jembatan menyelami makna kehidupan. Bahwa hidup ini bukan hanya berisi kesenangan belaka.

Angan dan imajinasimu sungguh tinggi oh gadis kecil. Meski dunia ini keras tapi Kau sudah kebal.
Sungguh, ,jiwamu masih terlalu polos untuk mengenal kerasnya duniaku.

Kalau tiba saatnya kamu tinggalkan dunia, maka mereduplah sinar bulan dan juga kotaku, tak tampak lagi tanda kehidupan. Karena kepedulian mereka juga telah mati.