Seni

Pertanyaan

deskripsi ragam hias pada motif truntum

1 Jawaban

  • Batik truntum memiliki banyak motif yang beredar dimasyarakat luas, namun makna pada batik truntum tetap pada makan satu secara umum merupakan penggambaran dari ‘pembimbingan’ . Motif-motif batik truntum antara lain:
    truntumgaruda_btga818



    Makna Filosofis Batik Truntum
    Batik Truntum: Sejarah, Filosofi, dan Versi Penciptaannya



    Dalam filosofi dan sikap masyarakat Jawa terdapat beberapa versi. Sehingga dalam makalah ini dijelaskan dalam tiga versi, antara lain sebagai berikut,



    Versi I:



    Batik Truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (permaisuri Sunan Pakubuwana III) Surakarta Hadiningrat yang maknanya cinta yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi dan semakin lama terasa semakin subur berkembang (tumaruntum). Bisa dikatakan, jika motif truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali. Menurut kisahnya, Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh Raja, merasa dilupakan oleh Raja yang telah mempunyai kekasih baru.

    Pada suatu malam, perhatian Kanjeng Ratu Beruk tertuju pada indahnya bunga tanjung yang jatuh berguguran di halaman keraton yang berpasir pantai. Seketika itu juga ia mencanting motif truntum dengan latar ireng (hitam). Hal tersebut merupakan refleksi dari sebuah harapan. Walaupun langit malam tiada bulan, masih ada bintang sebagai penerang. Selalu ada kemudahan di setiap kesulitan, sekecil apa pun kesempatan, ia tetap bernama kesempatan.

    Motifnya sederhana seperti taburan bunga-bunga abstrak kecil, sepeti kuntum bunga melati, atau seperti bintang yang bertaburan di langit. Batik motif truntum biasanya dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Terkandung makna “ing ngarsa sung tuladha”, orang tua sudah lulus dari ujian cinta kasih, hingga layak dan wajib menuntun kedua mempelai memasuki kehidupan baru. Orang tua mempelai berharap agar cinta kasih yang tumaruntum tersebut akan tumurun kepada mempelai kebanggaannya, perwujudan sikap “tut wuri handayani”. Sebuah rangkaian keteladanan dan doa pengharapan tersimbulkan melalui motif truntum.

    Motif truntum juga mengandung makna tumbuh dan berkembang. Demikianlah, orang Jawa selalu mendambakan bagi setiap keluarga baru supaya segera mempunyai keturunan yang akan dapat menggantikan generasi sebelumnya. Generasi baru itulah yang akan menjadi tumpuan setiap keluarga baru yang baru menikah untuk meneruskan segala harapan dan cita-cita keluarga sekaligus sebagai generasi penerus secara biologis yang mewarisi sifat-sifat keturunan dari sebuah keluarga baru. Semoga bermanfaat

    Pada zaman dahulu, pembuatan batik yang pada tahap pembatikannya hanya dikerjakan oleh putri-putri dilingkungan kraton dipandang sebagai kegiatan penuh nilai kerokhanian yang memerlukan pemusatan pikiran, kesabaran, dan kebersihan jiwa dengan dilandasi permohonan, petunjuk, dan Rido Tuhan Yang Maha Esa. Itulah sebabnya ragam hias wastra batik senantiasa menyembulkan keindahan abadi dan mengandung nilai-nilai perlambang yang berkait erat dengan latar belakang penciptaan, penggunaan, dan penghargaan yang dimilikinya.

Pertanyaan Lainnya